Jumat, 03 Mei 2013

Bekerja Sama Dalam Team ( Kelompok )

1. Pengertian dan Karakteristik Kelompok
   
  • Pengertian Kelompok

Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yg terlibat dalam interaksi pada suatu pertemuan tatap muka, di mana setiap anggota mendapat kesan yg jelas, sehingga seseorang baik di saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dpt memberikan tanggapan kepada yang lainnya.

Menurut ADLER & RODMAN, Kelompok adalah sekumpulan kecil orang yg saling berinteraksi, biasanya tatap muka dlm waktu yg lama guna mencapai tujuan tertentu. Ada 4 elemen kelompok yaitu: interaksi, waktu, ukuran, tujuan.

  • Karakteristik Kelompok

Karakteristik Kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu:

  1. Interaksi → Fisik, verbal, nonverbal, emosional
  2. Struktur → Pola hubungan yang stabil diantara anggota

- Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki

- Norma : Aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat

- Relasi antar anggota

     3. Tujuan

- Intrinsik

- Ekstrinsik (tujuan bersama):

a. Faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)

b. Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai

     4. Groupness → entitavity (kesatuan) : Tingkat dimana kesatuan kekuatan

tunggal menyatu

     5. Ketergantungan Dinamis


2. Tahapan Pembentukan Kelompok


    Tahap-tahap Pembentukan Kelompok

     Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada

1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik

dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan.

Teori ini memfokuskan pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari

awal pembentukan kelompok hingga proyek selesai.

Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu adjourning dan transforming

untuk melengkapi teori ini.


  • Tahap 1 – Forming

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok

cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka

belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk

merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.


  • Tahap 2 – Storming

Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas

yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus

merka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan

seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan

mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.

Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa

kelompok yang mandek pada tahap ini.

Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa

saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok

harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.


  • Tahap 3 – Norming

Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung

jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan

yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan.

Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring

dengan mereka melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok.


  • Tahap 4 – Performing

Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan

lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota

kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam

berkomunikasi.

Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak

diambil oleh kelompok.


  • Tahap 5 – Adjourning dan Transforming

Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan

diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami

perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada

perubahan anggota kelompok.


Keunggulan dari teori ini adalah menjadi suatu pedoman dalam pembentukan suatu

kelompok. Sementara itu keterbatasannya antara lain:


· Model ini didesain untuk menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok

dengan ukuran kecil


· Pada kenyataannya, proses kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori

Tuckman, namun lebih bersifat siklus.


· Karakteristik tiap tahap tidak selalu saklek seperti itu. Karena model ini

berkaitan dengan perilaku manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah

kelompok berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi

tumpang tindih antar tahap tersebut.


· Model ini tidak memperhitungkan peranan yang harus diambil individu dalam

kelompok


· Tidak ada pedoman mengenai jangka waktu mengenai perpindahan dari satu

tahap ke tahap lainnya.

3. Kekuatan Team Work

Teamwork disini artinya kemampuan bekerjasama untuk menuju satu visi yang sama dan hal ini hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif.

Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat :

1. Jangan bersikap individualistis.
Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.

2. Berikan kontribusi
Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.

3. Bersikap fleksibel
Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.

4. Komunikasi
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.

5. Komitmen
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.

6. Kepercayaan dan Saling Menghargai
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

7. Patuhilah Pemimpin
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.

4. Implikasi Manajerial

     Implikasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti sebab oleh sebab itu implikasi manajerial di bidang team atau kelompok mengakibatkan banyaknya keuntungan yaitu kegiatan kelompok yang dapat lebih direncakan karena ada proses management team.

 
 Source :


Wikipedia, 12MANAGE, The Team Building Company
   
http://veratogatorop.blogspot.com/2010/10/karakteristik-kelompok.html

http://muhadiassaf.blogspot.com/2011/07/kekuatan-team-work.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar